Dahsyatnya Bisikan Awal Petaka
Kata hati atau bisikan dapat berdampak positif, bisa juga berdampak merusak. Sebuah pesan yang masuk kedalam relung hati seseorang, apabila yang merusak diikuti maka akan menjadi petaka. Itulah mengapa diperlukan sebuah ilmu yang benar sebagai pembeda keburukan dan kebaikan.
Yang sering timbul dari bisikan hati adalah sifat dengki terhadap orang lain. Tentu ini diawali dari melihat, diproses dalam pikiran setalah itu timbullah niat. Niat yang diikuti akan menjadi sebuah tindakan atau aksi.
Bisikan setan yang akhirnya membuat petaka. Sebuah kisah tentang Yusuf AS dan saudara-saudaranya. Dimana saudara-saudaranya dengki kepada Yusuf AS karena ayah mereka lebih perhatian kepada Yusuf AS. Saudara-saudaranya beranggapan bahwa merekalah yang lebih berhak disayang dari pada Yusuf AS.
Kedengkian itu, mereka berencana untuk membunuh Yusuf AS atau membuangnya ke tempat sangat jauh yang membuatnya tidak mungkin bisa pulang ke rumah. Demikian rencana mereka supaya kasih sayang Nabi Yaqub tercurah kepada mereka.
Ketika saudara-saudara Yusuf AS sedang merencanakan tindakan mereka itu, salah satu dari mereka berkata, “Janganlah kalian membunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dasar sumur supaya ia dipungut oleh beberapa orang musafir.” Mendengar pendapat ini, mereka pun setuju.
Tak lama mereka pun mendatangi ayah mereka, Nabi Yaqub untuk meminta izin agar bisa mengajak pergi Yusuf AS. Mereka beralasan akan membawa Yusuf AS bermain.
Nabi Yaqub sebenarnya ragu untuk mengizinkan Yusuf AS diajak oleh anak-anaknya itu. Namun mereka terus meyakini Nabi Yaqub bahwa mereka akan mengawasi Yusuf AS dengan sungguh-sungguh. Dengan berat hati, akhirnya Nabi Yaqub memberi izin kepada mereka untuk membawa Yusuf AS pergi.
Kala di perjalanan, saudara-saudara Yusuf AS mulai melancarkan rencana mereka. Mulanya mereka menghina dan mencaci-maki Yusuf AS dengan tindakan dan ucapan. Lalu saat melihat sebuah sumur yang cukup jauh dari rumah mereka, mereka pun memasukkan Yusuf AS ke dalamnya.
Setelah berhasil memasukkannya ke dalam sumur, saudara-saudaranya mengambil baju Yusuf AS dan melumurinya dengan darah kambing. Kemudian mereka pulang ke rumah dan menemui Nabi Yaqub untuk melapor kejadian palsu.
Mereka bersedih seraya menangis di hadapan ayah mereka dan menjelaskan bahwa Yusuf AS dimangsa serigala. Lalu mereka memperlihatkan baju Yusuf AS telah berlumuran darah sebagai pembuktian kepada ayahnya.
Sebenarnya, Nabi Yaqub tidak pecaya begitu saja terhadap pengakuan anak-anaknya. Namun Yaqub AS hanya bisa berpasrah dan menyerahkan segala kepada Allah SWT.
Sejarah tersebut menjadi pelajaran untuk kita bahwa dari hanya perihal kecil yaitu dengki dapat berakibat pada tindakan yang keji. Untuk terhindar dari dengki sebagai muslim dianjurkan untuk memperbanyak beribadah pada Allah SWT. “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat:56)
Selain itu kita dianjurkan untuk bisa menerima situasi yang sedang kita hadapi (bersyukur), dengan begitu ketika menyaksikan nikmat yang ada pada orang lain kita mampu mengubah pola pikir tidak senang menjadi senang dengan nikmat orang lain. Sehinggan perasaan kita akan menjadi senang dan tindakan kita akan menyenangkan. Yaitu bahagia dengan kesengan orang lain.